KOTA BOGOR - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menegaskan bahwa semangat kebangkitan nasional tidak boleh hanya menjadi agenda seremonial, tetapi harus menjadi kekuatan yang lahir dari hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata.
Hal tersebut ia sampaikan saat upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 tingkat Kota Bogor di Plaza Balai Kota, Selasa (20/5/2025).
Dedie Rachim yang bertindak sebagai pembina upacara membacakan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Republik Indonesia, Meutya Hafid.
Dalam pesannya, Menkomdigi menekankan bahwa kebangkitan nasional bukanlah peristiwa masa lalu yang selesai, melainkan semangat yang harus terus menyala dalam menjawab tantangan, seperti disrupsi teknologi, krisis pangan global, hingga ketegangan geopolitik.
Dedie Rachim juga menanggapi bahwa untuk bisa menghadapi tantangan-tantangan tersebut diperlukan adanya rasa kecintaan pada tanah air.
“Semangat untuk bangkit itu harus datang dari hati sanubari, lahir karena kecintaan kepada tanah air dan bangsa. Dari situlah nanti muncul inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan bangsa secara mandiri,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa di tingkat lokal, Kota Bogor memiliki potensi besar yang harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Dedie Rachim menyebut bahwa kenyamanan, keamanan, dan kebersihan adalah modal utama Kota Bogor untuk terus menarik kunjungan dan mendatangkan nilai ekonomi bagi warganya.
“Kota Bogor ini kecil, hanya enam kecamatan, tapi modalitasnya luar biasa. Kalau kita jaga keamanan, ketertiban, kebersihan, serta menjauhkan masyarakat dari narkoba dan miras, maka orang akan senang datang ke kota ini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar kekayaan alam seperti air, pohon, dan tanah harus terus dijaga, karena menjadi bagian penting dari identitas dan keberlangsungan ekonomi lokal.
Sebagai informasi, apel Harkitnas diikuti oleh berbagai unsur Forkopimda, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), camat dan lurah se-Kota Bogor, perwakilan dari TNI-Polri, Satpol PP, Dishub, BPBD, Damkar, dan Pramuka. (***)