KALIMANTAN - Seruan hidup damai untuk tanah papua kembali menggema di bumi Borneo. Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Badan Koordinasi Mahasiswa Papua (BKMP) se-Kalimantan menggelar aksi damai, dengan menggaungkan pernyataan sikap serentak pada tanggal 5–7 Juni 2025. Aksi berlangsung di empat kota besar di Kalimantan: Pontianak, Palangkaraya, Banjarbaru, dan Samarinda.
Menurut ketua mahasiswa Papua se-Kalimantan, Noor Syaiful aksi ini adalah bentuk perhatian Mahasiswa Papau tanah kelahiran mereka bukan agenda politik tertentu, melainkan murni seruan moral atas nama kemanusiaan dan keadilan. Ia menekankan pentingnya melindungi warga sipil yang tak bersalah—para orang tua, anak-anak, dan generasi muda Papua yang berhak atas kehidupan damai dan masa depan yang layak.
"Lindungi orang tua kami yang harus mencari kehidupan untuk keluarganya, lindungi adik-adik kami yang sedang memperjuangkan masa depannya, lindungi tanah kelahiran kami—Papua," ucap Noor Syaiful Bahri Mahfud penuh harap. Samarinda, Jumat (08/06/2025).
Dalam aksi damai ini ada ada enam tuntutan utama, 1. Presiden Republik Indonesia segera memerintahkan Panglima TNI untuk menarik seluruh pasukan non-organik dari wilayah Papua.
2. Presiden membuka akses seluas-luasnya bagi wartawan internasional dan tim pemantau PBB untuk masuk dan mengawasi situasi HAM di Papua.
3. Panglima TNI mencopot Panglima Kodam Cenderawasih dari jabatannya.
4. Panglima TNI menindak tegas para pelaku pembunuhan warga sipil, sesuai dengan prosedur hukum militer, termasuk memecat mereka dari institusi TNI.
5. Ketua Komnas HAM RI membentuk tim investigasi independen untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM berat yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Dogiyai.
6. Menteri Hukum dan HAM RI segera mencari alternatif kebijakan penyelesaian persoalan politik di Papua guna mengakhiri konflik bersenjata yang berkepanjangan.
BKMP se-Kalimantan menegaskan komitmen mereka untuk terus mengawal isu-isu kemanusiaan di Papua dan mendorong pemerintah serta lembaga terkait agar mengambil langkah konkret demi terwujudnya keadilan dan perdamaian di tanah Papua. (Randy Tukan)