PENDIDIKAN

Gerakan Pangan Murah di Taman Manunggal, Upaya Turunkan Inflasi

Heri Suprayogi
19 September 2023, 20.48 WIB Last Updated 2023-09-19T13:48:50Z
masukkan script iklan disini

 


KOTA BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) berkolaborasi bersama Badan Pangan Nasional dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di area parkir Taman Manunggal, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (19/9/2023).


Gerakan pangan murah dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Kota Bogor.


GPM ini disambut antusias oleh masyarakat yang berbelanja kebutuhan pangan. Ada berbagai bahan pangan murah yang dijual di bawah harga pasaran diantaranya, beras, minyak goreng, daging, sayur, bumbu dapur, ikan, buah-buahan dan berbagai makanan olahan produk UMKM.


Selain GPM, Kota Bogor juga secara rutin menggelar bazar murah dengan Dinas KUKM daging secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendekatkan harga pangan terjangkau kepada masyarakat untuk terus menjaga inflasi di Kota Bogor.


"Mudah-mudahan setelah kegiatan ini harga berasnya bisa dikendalikan lagi. Karena memang Kota Bogor ini bukan produsen, jadi bergantung ke wilayah lain sehingga kerja sama seperti ini perlu terus dilakukan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan harga pangan," harap Sekda.


Dalam GPM ini juga dilaksanakan gerakan selamatkan pangan dan tidak boros pangan yang dilaksanakan melalui Food Truck dari Badan Pangan Nasional dan Foodbank.


Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Denny Eswant Kosasih mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik Nasional pada bulan Agustus inflasi nasional 3,27 naik dari 3,08 dibulan sebelumnya.


"Penyebabnya bisa jadi dikarenakan kenaikan beras. Karena kalau kita lihat, data harga rata-rata nasional kemarin tanggal 18 September harga beras premium itu Rp15.600/kilogram, itu diatas harga eceran tertinggi (HET), beras medium Rp 13.500/kilogram itu juga diatas HET dan jagung Rp 7.000 itu diatas harga acuan pemerintah," katanya.


Dari data itu lanjut Denny, maka perlu energi dan kerja sama untuk bersinergi dan berkolaborasi mengendalikan harga pangan termasuk beras dengan mengadakan gerakan pangan murah di Jawa Barat, Kota Bogor bahkan di seluruh Indonesia.


"Sampai saat ini Badan Pangan Nasional secara nasional sudah 750 kali GPM, dari Januari sampai September di 35 provinsi, 315 kabupaten/kota. Mudah-mudahan terus berlanjut dan ditingkatkan," katanya.


Ia berharap gerakan ini bisa bermanfaat untuk terus meningkatkan GPM dan menstabilkan pasokan dan harga pangan termasuk harga beras.


Harga beras pada kegiatan ini dibandrol dengan harga Rp 53.000/5 kilogram sedangkan di pasaran sudah Rp 13 ribu/kilogram


Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kota Bogor, Soni Gumelar mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya Pemkot Bogor bersama Pemprov Jabar dan Bapanas dalam upaya menurunkan inflasi. Sejauh ini lanjutnya, kenaikan inflasi diindikasi karena kenaikan harga beras.


"Kita sudah diskusi juga dengan tokoh perberasan. Sampai Desember ini harga beras bisa mencapai Rp 15.000. Untuk itu kami, dan juga Bulog dalam hal ini arahan Bapanas  melakukan upaya intervensi mobilisasi beras yang ada ke masyarakat dengan harga murah," ujarnya.


Selain memobilisasi dengan gerakan pangan murah, lanjut Soni, Presiden Joko Widodo juga turun langsung memberikan bantuan pangan ke masyarakat. Saat ini bantuan tersebut masih terus dilakukan secara simultan kepada masyarakat.


"Kita juga melakukan dukungan sigap jaga pasar untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan. Pasar-pasar di Bogor juga akan diguyur dengan beras-beras oleh Bapanas," katanya.


Pada GPM di wilayah Bogor Barat ini ada 58 UMKM binaan wilayah di Kota Bogor dan 12 UMKM binaan Provinsi Jawa Barat dengan total sekitar 30 stand lebih. (***)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Politik

+