Menulis Artikel atau Berita, memang pokok utama bagi seorang wartawan atau jurnalis, dengan berprinsip dan perdoman percaya diri dan kemauan yang kuat untuk bisa menulis, maka, lancar kaji karena diulang, bisa karena terbiasa" ini ada benarnya.
Jika ditekuni dengan kemauan yang percaya diri, maka bakat ingin menjadi seorang penulis akan timbul. Dengan semangat dan mencintai profesi jurnalis, dengan sendirinya menjadi lancar menulis.
Mungkin berbagai triks jitu dilakukan, namun belum berhasil, jangan lantas menyerah, atau berputus asa. Solusinya adalah teruslah menulis, menulis dan menulis.
Rajin belajar adalah awal dari kemahiran itu, selanjutnya dengan sering membaca berbagai tulisan di sejumlah media cetak, online, kemahiran itu lama - lama muncul. Lalu bandingkan hasil karya kita dengan orang lain, jika ada nilai positif nya membuat kita lebih baik, jangan pernah malu untuk belajar.
Jika kita merasa ada kekurangan, belajar terus tanpa henti, rumus sederhana adalah jangan pernah berhenti. Terus lah...terus saja menulis.
Namun, alangkah baiknya ikut belajar, diskusi, pasti ada rahasia khusus untuk itu, mungkin kita belum tahu. Dengan belajar, rendah hati bertanya, maka rahasia itu pasti akan kita jumpai.
Yang terpenting, ada ide, angle dan mengerti apa yang akan ditulis. Jika seorang jurnalis misalnya, ingin menulis berita hasil wawancara atau setelah mengikuti acara. Perhatikan betul Tema, Topiknya. Lalu cari jawaban unsur beritanya, mahirkan di situ.
Setelah itu, menulislah pelan pelan, tanpa emosi dan tetap dalam keadaan santai.. baca berulang - ulang tulisannya agar kesalahan relatif kecil, dalam tulisan ada unsur rasa. Artinya.Jika enak rasanya membaca tulisan kita berarti rohnya tulisan sudah masuk.
Menulis agar roh berita itu masuk, maka menulislah yang ringan - ringan, jangan terbebani dengan yang sulit dan butuh data lengkap atau narasumber yang banyak dan bahkan narasumber yang memiliki jabatan tinggi.
Justru akan membebani penulis, ada sebahagian penulis pemula ingin gengsi - gengsian, atau menjaga gengsi. Menulis dengan menggunakan banyak istilah agar terlihat kren, hebat, justru menyulitkan diri sendiri. Pada akhirnya pemicu hasil karyanya malah tidak bagus dan tidak terbit.
Tulislah dengan bahasa sederhana, mudah dimengerti diri sendiri, karena pada akhirnya bertujuan mudah dipahami orang lain.
Pesan komunikasi melalui tulisan itu, yang penting sampai, tidak emosional, memenuhi unsur dan nilai beritanya, jangan ada hoax, dan juga provokasi, apalagi opini penulis dimasukkan dalam tulisan.
Letakkan sesuatu yang paling penting di alinea paling atas, atau lead atau teras, setelah itu inti dari lead itu ada di judulnya.
Gampang bukan ? Susunlah kalimat demi kalimat secara baik dan teratur sesuai kaidah jurnalistik yang benar. Manfaatkan kata sambung agar kalimat itu mengalir, membacanya tidak terputus - putus seperti turun tangga.
Jadikan tulisan itu seperti mengakkan benang basah. Kalau begitu, rupanya mudah ya menulis berita langsung.
(JIS)