PENDIDIKAN

Makna Berkurban di Tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

Heri Suprayogi
07 Juni 2025, 20.33 WIB Last Updated 2025-06-07T13:37:45Z
masukkan script iklan disini

 

Oleh: Fahmi Rasid Sekretaris PUSDIKLAT LAM Provinsi Jambi


JAMBI - Idul Adha tahun ini telah tiba, gema takbir berkumandang dari dusun hingga kota. Di Tanah Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, semangat berkurban tidak hanya hadir dalam bentuk hewan yang disembelih, tetapi juga dalam bentuk nilai-nilai luhur yang terus hidup di tengah masyarakat kita. Di balik tradisi kurban, sesungguhnya tersimpan pesan spiritual yang kuat. Seperti yang diteladankan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, kurban adalah simbol keikhlasan dan ketaatan pada perintah Allah. Di Provinsi Jambi Umum dan Khususnya di Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi, nilai ini tercermin dari gotong royong masyarakat dalam setiap pelaksanaan kurban, mulai dari penggalangan dana, pengadaan hewan, hingga pembagian daging secara merata kepada yang berhak menerimanya.


Berkurban juga adalah bentuk cinta sesama. Di kampung, di dusun, di desa, dikelurahan dan seluruh pelosok Jambi, kita masih menjumpai keluarga-keluarga yang jarang menikmati daging. Maka saat kurban tiba, daging yang dibagikan menjadi penghapus sekat antara yang mampu dan yang kekurangan. Di sinilah kurban menjadi jembatan sosial yang mempererat persaudaraan. Lebih dari itu, berkurban adalah ajakan untuk menanggalkan ego dan kerakusan pribadi. Masyarakat Jambi, yang dikenal dengan budaya ramah dan bersahaja, diingatkan kembali bahwa esensi kehidupan adalah berbagi dan berbuat baik, bukan menumpuk kekayaan atau mengejar status.


Di tengah geliat pembangunan Provinsi Jambi hari ini, mari kita jadikan semangat kurban sebagai penguat etos kerja, pengabdian, dan kepedulian terhadap sesama. Pemimpin yang berkurban adalah ia yang mendahulukan rakyatnya. Pejabat yang berkurban adalah ia yang sanggup menanggalkan kenyamanan pribadi demi melayani masyarakat. Rakyat yang berkurban adalah mereka yang sabar, tangguh, dan tetap bersyukur dalam keterbatasan.


Pemerintah Provinsi Jambi mengambil peran aktif dalam pelaksanaan ibadah kurban tahun 2025 dengan berbagai langkah strategis untuk memastikan kelancaran dan keamanan kegiatan tersebut. Dalam Upaya Pengawasan dan Kesehatan Hewan Kurban, Pemprov Jambi membentuk tim pengawas di setiap kabupaten dan kota untuk mengawasi pelaksanaan pemotongan hewan kurban. Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit, khususnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sebanyak 17.400 dosis vaksin PMK telah didistribusikan sebagai langkah antisipatif. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum pemotongan (antemortem) juga dilakukan dua pekan sebelum Idul Adha untuk memastikan kesehatan hewan kurban.  


Alhamdulillah, pada tahun ini Bapak Presiden H. Prabowo Subianto memberikan bantuan 12 ekor sapi kurban jenis Brahman Cross (BX) kepada masyarakat di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Sapi-sapi ini berasal dari peternak lokal, mendukung sektor peternakan daerah. Pada kesempatan lain perayaan Idul Adha tahun 2025, Gubernur Jambi, Dr.H. Al Haris, menyumbangkan dua ekor sapi kurban yang disembelih di rumah dinasnya. Daging dari hewan kurban tersebut didistribusikan kepada masyarakat sekitar dan komunitas yang membutuhkan. Selain itu, Gubernur Dr.H.Al Haris juga berperan dalam menyalurkan bantuan 12 ekor sapi kurban dari Presiden Prabowo Subianto kepada masyarakat di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi, termasuk satu ekor sapi untuk tingkat provinsi. Sapi-sapi tersebut memiliki bobot antara 800 kg hingga 1,035 ton dan berasal dari peternak lokal, sebagai bentuk dukungan terhadap sektor peternakan daerah. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen Gubernur Jambi dalam mendukung pelaksanaan ibadah kurban yang aman, sehat, dan sesuai syariat Islam, serta mendukung kesejahteraan masyarakat dan peternak lokal.


Keterlibatan Gubernur Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi dalam pelaksanaan ibadah kurban 2025 memiliki beberapa kaitannya secara strategis dengan arah kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jambi 2025–2029, khususnya dalam aspek pembangunan sosial-keagamaan, ketahanan pangan, dan penguatan ekonomi lokal. Berikut ini adalah sedikit penjelasan keterkaitannya :


Peningkatan Ketahanan Pangan dan Peternakan Lokal;

Fakta: Pemerintah Provinsi Jambi mendorong penggunaan hewan kurban dari peternak lokal serta melakukan vaksinasi dan pengawasan terhadap kesehatan hewan. Relevansi RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, Hal ini selaras dengan program kemandirian pangan dan pengembangan ekonomi lokal yang umumnya tercantum dalam RPJMD. Kurban menjadi momen strategis untuk memperkuat mata rantai peternakan rakyat dan memastikan distribusi protein hewani merata.



Penguatan Fungsi Sosial dan Keagamaan;

Fakta : Gubernur dan Pemerintah Provinsi Jambi turut aktif dalam penyediaan dan distribusi hewan kurban kepada Masyarakat, terutama kelompok rentan. Relevansi RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, Ini sejalan dengan tujuan peningkatan kualitas kehidupan beragama dan solidaritas sosial. Ibadah kurban bukan sekadar ibadah tahunan, tetapi dimaknai sebagai sarana redistribusi gizi, penguatan ukhuwah, dan pengurangan ketimpangan sosial, yang umumnya masuk dalam pilar Indeks Pembangunan Manusia di RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029.


Sinergi Antar-level Pemerintahan dan Kelembagaan;

Fakta : Gubernur Jambi juga menyalurkan bantuan sapi dari Presiden kepada kabupaten/kota. Relevansinya RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, Momen ini mencerminkan penguatan tata pemerintahan yang sinergis dan kolaboratif, salah satu prinsip dalam perencanaan daerah Provinsi Jambi 2025–2029. Ini memperlihatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menjembatani program nasional dengan kebutuhan lokal.


Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Partisipasi Masyarakat;

Fakta: Aparatur Sipil Negara berkontribusi dalam pengadaan hewan kurban. Relevansinya RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029 : Ini mencerminkan penguatan nilai-nilai integritas, gotong royong, dan partisipasi aktif dalam Pembangunan, yang bisa diperkuat melalui pendekatan sosial-keagamaan.


Dampak Jangka Panjang : Keseimbangan Ekonomi dan Spiritual;

Ibadah kurban dilihat tidak hanya dari sisi ibadah, tapi juga sebagai bagian dari ekonomi spiritual masyarakat yakni kegiatan keagamaan yang menumbuhkan ekonomi lokal, distribusi keadilan, dan pembangunan karakter.


Selain sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian sosial, ibadah kurban memiliki beberapa makna mendalam lainnya yang dapat dimaknai secara spiritual, psikologis, dan bahkan sosiologis. Ibadah kurban bukan sekadar penyembelihan hewan, melainkan menyembelih sifat-sifat buruk dalam diri : ego, kesombongan, tamak, dan cinta dunia yang berlebihan. Dalam kehidupan Masyarakat Jambi yang dikenal beradat dan beragama, kurban menjadi momen menata niat dan memperkuat kesadaran diri untuk hidup lebih bersih hati. Kurban mengajarkan bahwa tiada keberhasilan tanpa pengorbanan. Seorang petani yang sukses harus berkorban tenaga dan waktu di sawah. Seorang pemimpin yang berhasil harus berkorban kenyamanan demi rakyat. Di Jambi, semangat pengorbanan ini hidup dalam budaya bergotong-royong, merawat ladang, memperbaiki jalan desa, dan mendirikan surau.


Kurban mengajarkan bahwa dalam setiap rezeki yang kita terima, ada hak orang lain yang harus disampaikan. Agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jambi, semangat kurban menjadi pengingat agar kita tak lupa berbagi dengan saudara-saudara kita yang belum seberuntung kita—baik di kota maupun di desa-desa terpencil. Melalui pembagian daging kurban, kita diajak untuk merasakan rasa bahagia. Orang kaya dan miskin sama-sama makan daging dalam hari yang sama. Ini adalah wujud keadilan sosial yang nyata, sesuatu yang sangat penting dalam membangun Provinsi Jambi yang inklusif dan harmonis.


Idul Adha bukan sekadar ritual. Ia adalah ajakan untuk menyucikan niat, memperkuat persatuan, dan memperluas manfaat di Jambi yang kita cintai ini, semoga semangat berkurban terus tumbuh dan menjadi Motivasi bagi masa depan yang lebih adil dan Sejahtera. 



-

Komentar

Tampilkan

Terkini

Politik

+