PENDIDIKAN

Pemberdayaan Peran Ibu dalam Manajemen Keluarga untuk Pencegahan Bullying

Heri Suprayogi
23 Agustus 2025, 15.35 WIB Last Updated 2025-08-23T08:38:09Z
masukkan script iklan disini


KLATEN - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta melaksanakan program "Pemberdayaan Peran Ibu dalam Manajemen Keluarga untuk Pencegahan Bullying". Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi para ibu di PKK Dk. Tombol tentang pentingnya peran mereka sebagai garda terdepan dalam menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan suportif bagi anak. Sabtu (23/08/2025).


Acara yang dilaksanakan di PKK Dk. Tombol ini dihadiri puluhan ibu-ibu yang antusias. Mereka diberikan materi tentang berbagai aspek bullying, mulai dari definisi, jenis-jenisnya, hingga dampak serius yang ditimbulkannya. Para peserta diajak untuk memahami bahwa bullying tidak hanya sebatas kekerasan fisik, tetapi juga bisa berupa kekerasan verbal, psikologis, dan siber. 


Peran Ibu sebagai Detektor Dini dan Fasilitator Komunikasi

Dalam sesi workshop, mahasiswa KKN UNISRI menekankan bahwa ibu memiliki peran vital sebagai detektor dini. "Seringkali tanda-tanda anak yang menjadi korban atau pelaku bullying bisa terlihat dari perubahan perilaku mereka di rumah," ujar [Nelly Eka Pratiwi]. "Ibu yang peka terhadap perubahan kecil ini bisa menjadi penyelamat."


Selain itu, peserta juga dilatih untuk membangun komunikasi yang efektif dengan anak. Mereka diajarkan cara mendengarkan tanpa menghakimi, menciptakan ruang aman bagi anak untuk berbagi cerita, serta memberikan respons yang tepat saat anak menghadapi masalah. "Keluarga adalah tempat pertama anak belajar berinteraksi. Jika di rumah mereka merasa aman dan didukung, mereka akan memiliki bekal emosional yang kuat untuk menghadapi tantangan di luar," tambahnya.


Kegiatan ini disambut baik oleh para peserta. "Materi yang disampaikan sangat bermanfaat. Selama ini saya pikir bullying cuma urusan guru di sekolah. Ternyata peran kita sebagai ibu di rumah juga sangat penting," ungkap salah satu ibu peserta.


Diharapkan, program ini tidak hanya berhenti pada edukasi, tetapi dapat ditindaklanjuti dengan pembentukan komunitas ibu peduli anak di desa tersebut. Dengan demikian, upaya pencegahan bullying dapat terus berjalan dan menciptakan generasi yang lebih berempati dan terhindar dari perilaku kekerasan.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Politik

+